Kamis, 14 Oktober 2010

utk lmba...

Salam Rindu...

 

Akankah sama…

hamparan bumi yang ku pijak dengan yang mereka pijak

desiran pasir yang menerpaku dengan  yang menerpanya

aliran air yang membalut tubuhku dengan yang membalut tubuhnya

atau hembusan udara yang penuhi ragaku dengan udara yang berhembus di sana…

 

Sehingga…Rabbnya mulyakannya

Pun yang terpilih dalamnya terlahir

dan kilau sejarah bertahta disana

 

ia wanita… paruh baya umurnya…

seikat Tanya … salamkan pada nya…

wahai  saudara; di tanah suci….

 

 

 

 

 

 

 

Biodata Penulis

 



Senin, 04 Oktober 2010

Rasa itu Tak Tersisa lagi...

ku lihat mata itu teralih,,
sedang mataku pun tak sudi tuk berpadu
seonggok ingatan akan yang 'lalu'
terasa muak tuk diputar lagi, kepingan film-film yang tampak bodoh
entah setan apa yang dulu merasuk, hingga buta mata hati ini tuk memandang alam semesta

sosok itu yang menawarkan racun, dulu serasa manis dan rela tuk ku tenggak..
hadir kembali seolah tiada pernah berdosa.. dan luka itu pun kembali terbuka..
perih namun tak ingin kurasa.. biar lenyap dan tak hendah bunuh siapapun jua
lewat hati yang tak kunjung mencela.. meski mulut penuh senyum dusta..

aku... mata... hati... yang hingga kini masih mengembara
cari teman sejati tuk jalani jalan panjangyang ujungnya tak jua pernah dapat diketahui..
bahkan olehku... pun oleh mereka yang jasadnya mengelilingiku..
namun belum pernah ada yang tawarkan jasadnya,, tuk berpadu hingga ke akar hayah..
dengan saling ikatkan tali yang terbuat dari cahaya putih...
hingga gelapku atau gelapnya tertutupi,, dan tak tampak lagi...

03102010...

Selasa, 20 Juli 2010

Teruntuk Bidadari*

Kata orang hijab itu penjara
Aku bilang ‘Iya..’

Kata orang hijab itu penindasan
Aku sahut ‘ tidak diragukan!!’

Ada yang berseru hijab itu tidak manusiawi
Aku jawab ‘ sangat tidak manusiawi’

Tuduhan itu benar adanya,
Siapa menyangkal, hadapi saya!

Hijab memang penjara,
Yang hanya membuat sengsara
Tapi bukan untuk kita,
Melainkan nafsu yang membara

Hijab memang penindasan
Yang suka buat siksaan
Namun jangan resah kawan,
Itu siksaan khusus setan

Hijab tidak manusiawi
Karena untungnya tak hanya duniawi
Tapi, yakinlah wahai saudari
Hijab ciptakan suasana surgawi

Hijab memang tidak manusiawi
Karena penganutnya hanya bidadari
Yang sementara menjelma diri
Wanita anggun muslimah sejati

Duuh.. Bidadari, tunggu apa lagi,,
Yuk rame-rame hijab-i diri

Ulfah(ruuhuljadeed.blogspot.com)

Senin, 19 Juli 2010

Ijinkan Aku Menunduk

Tampan,
Izinkan Aku Menunduk
Meski mata haus akan rautmu,
Meski Hati terukir jelas parasmu,
biarlah pupilku acuhkan hadirmu

Kasih,
Azinkan aku menjauh,
meski raga menuntut kedekatan,
Meski jiwa tak kenal jarak,
Biarlah jasadku menyepi sejenak

Cinta,
Izinkan acuhku padamu
alihkan perhatianku atas tingkahmu
meski rinduku kian menghunjam kedalam
biarlah ku pendam sakitku ini

Izinkan aku jalani hidup tanpamu
hingga tiba saatnya kelak,,
Kau Jemput aku pada ahliku...

* Inpirated by Salim A. Fillah..

Ada Apa Gerangan...

Ada apa Gerangan
Hingga Kau tatap aku Enggan
Meski sekedar sapa pun Sungkan
Seolah hadapi seorang lawan

Ada apa Gerangan...
Kau yang kian Cinta Kesepian
Padahal aku pun butuh teman
namun yang ku dapat slalu penolakan

Kenapa Tak lagi kau sambut
uluran tanganku yang ingin rajut
Cinta yang dulu tak pernah surut
terus terjalin sampai maut mjemput

Namun,,
Kau pun Luput...
Juga Cinta kau Cabut

Dan Sakitku pun Akut..

Minggu, 23 Mei 2010

Pena Muslim

Ketika Para Aktivis itu Telah Kembali turun ke jalan-jalan..
Kita akan menjadi bara api pertama yang akan tetap menjaga jalannya lingkaran dakwah ini,,

Karena Goresan PENA...
Adalah
SENJATA...

Hidup Pena Muslim... ALLOHU AKBAR!!!

"Bulan Bintang" Berjaya

Bulan bintang bertengger tenang dengan anggunnya
di atas hamparan tanah hayat alam raya
terang sinarnya terobos pekat kegelapan
terobos sesak penuh nista yang meski telah terlalu lama membeku kaku

tanah hayat ini...
tanah hayat ini luas,
seluas mata batin menjangkau,
selebar gerak penggerak terlepas,
seharum hayat ulya bertingkah..

sesejuk hembusan mahabbah, sebebas fakir tafakkur,
selonggar hasrat yang melaju syahdu,
dan seindah Hubb terlantun, teruntai, terajut penuh warna...
namun Terangnya tiada mampu terhalang...

Bulan bintang bertengger tenang...
Tetap Terang meski lainnya suram..

Cantik

Aku adalah cantik
Cantiknya aku dan jiwaku
Yang tiada seorangpun kan tahu
Dalamnya sumber kecantikan aku


Cantik,
Cantik yang tiada tara
adalah aku yang sempurna
sempurna adalah Tuhanku
dan aku adalah Cipta-Nya
maka aku adalah Sempurna

aku adalah kecantikan
aku adalah keabadian

Karena Nya...

Antara Ideal dan Realita


Menuju Kondisi 'Ideal'
Menggantung mimpi setinggi langit, sekaligus
Menjejakkan kaki ke dasar bumi

'Ideal' memang Utopis, namun masih tetap bisa diraih,
selama api juang tetap menyala...

menuju kondisi 'ideal'
Saat realita tak seindah 'Ideal'
Saat realita jauh dari 'Ideal'
Namun 'Ideal' tetaplah 'Ideal'

'Aku' jiwa tak seindah 'Ideal'
Hingga berkumpul 'Aku' jiwa menjelma 'Kami' jiwa
Lemah 'Aku' tertutup lebih 'Kami'
Lebih 'Aku' sempurnakan jiwa 'Kami'

Hingga Realita pun se-Indah 'Ideal'...

Kamis, 22 April 2010

Pro-kontra RUU Nikah Sirri; Segera Ambil Jalan Tengah*

Fenomena Nikah Sirri sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru terjadi di masyarakat, bahkan sudah merupakan rahasia bersama. Demikian pula dengan perdebatan terkait hal ini, merupakan perdebatan yang sejak dulu hingga sekarang belum bisa tercapai kata mufakat, baik antara kaum yang Pro maupun yang Kontra. Sebenarnya, jika dilihat lebih lanjut, kedua pihak antara yang Pro maupun Kontra mempunyai tujuan yang sama-sama baik, dan kedua pendapat tersebut juga sama-sama mempunyai sisi positif dan sisi negatifnya. RUU yang marak dibahas kali ini adalah terkait mempidanakan pelaku nikah sirri di ranah hukum. Bagi pelaku nikah sirri dikenakan hukuman 3 bulan penjara dan denda sebanyak 5 juta.
Adapun alasan pihak yang Pro terhadap RUU nikah Sirri, di antaranya yaitu Komnas HAM perempuan yaitu Pertama ingin melindungi hak perempuan, baik dari segi pengakuan hubungan, pengakuan keturunan, hak waris dan lain sebagainya. Jika perempuan sudah memiliki bukti legal pernikahan, maka perempuan bisa mendapatkan perlindungan dari pemerintah untuk memperoleh hak yang semestinya. Selain untuk melindungi hak perempuan, mereka juga ingin agar tidak mudah timbul fitnah di masyarakat etrkait hubungan dua orang tadi. Dan bukankah selama ini, dalam agama islam, Rasululloh menganjurkan agar pernikahan itu diramaikan dan diumumkan. Jadi mengapa suatu hubungan suci harus disembunyikan dari khalayak?. Alasan lain yang melatarbelakangi pendapat mereka yaitu karena memudahkan negara dalam mengetahui kondisi masyarakatnya. Jadi untuk mempermudah pengaturan Negara menuju kondisi lebih baik lagi. Adapun terkait dengan pidana, menurut Komnas Perempuan menyatakan bahwasanya sanksi tersebut adalah dikenakan karena melanggar aturan administrasi Negara, dan bukan dipermasalahkan tingkat keabsahan pernikahan dalam Islam.
Adapun alasan pihak yang kontra terhadap RUU Nikah Sirri diantaranya yaitu demi kemaslahatan umat manusia khususnya umat islam. Karena dengan semakin maraknya seks bebas di muka bumi ini, nikah sirri semoga mampu menjadi kunci pembebas permasalahan tadi. Adapun nikah sirri dianggap diperbolehkan dan mampu menjadi solusi memperkecil tingkat seks bebas yaitu karena berbagai macam latar belakang yang menyebabkan terjadinya nikah secara sirr / rahasia. Alas an-alasan yang melatarbelakangi tersebut diantaranya karena wali si anak atau orang tua kedua pasangan tidak menyetujui hubungan pasangan tersebut, padahal mereka memang telah tergila-gila satu sama lain, sehingga jika ditunda-tunda atau dipersulit, takutnya malah akan membuat keduanya melakukan hal yang tidak semestinya. Ada juga yang beralasan tidak punya biaya pernikahan, ada juga yang terikat ikatan dinas, aturan bagi PNS untuk tidak memiliki lebih dari satu istri, dan lain-lain.hizbut tahrir dalam medianya mengatakan bahwa surat nikah juga mempunyai dampak negative, karena banyak orang yang sudah talak tiga namun masih tetap kumpul dengan istrinya dan dijadikan pembenaran status pernikahan yang menurut agama sudah tidak berstatus suami istri lagi.
Dari pengamatan berbagai alas an yang diberikan oleh pihak baik yang Pro maupun kontra memang sama-sama kuatnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya sebelum sembarangan menetapkan keputusan terlebih dulu dikaji lebih lanjut permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan bagaimana solusinya. Penetapan RUU nikah sirri akan tidak tepat jika system administrasi Negara terkait pernikahan belum diperbaiki. Seperti contoh alas an diatas, pasangan yang menikah namun tersangkut masalah biaya. Untuk mengurus pernikahan, tentunya diperlukan biaya, baik untuk membayar petugas atau orang yang oleh masyarakat sering diminta mengurus surat-menyurat, dan lain sebagainya. Apakah system sudah dipermudah atau diawasi oleh pemerintahan, sedangkan bukan hal yang aneh jika untuk mengurus surat menyurat perlu pelican untuk memperlancar urusan, baik sedikit atau banyak. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang terikat dengan ikatan dinas yang ingin memperhalal hubungan mereka agar tidak terjadi kerusakan moral lebih lanjut.
Paparan di atas adalah pengamatan sederhana dari penulis. Tidaklah mudah untuk memecahkan permasalahan ini. Jikalau terjadi perdebatan semoga bukan menjadi pemecah belah antara dua kubu. Namun perdebatan tersebut baiknya difasilitasi untuk memecahkan masalah bersama meski tidak semua bisa diterima secara universal.

Rabu, 21 April 2010

Sistem Ujian Nasional; Ketidakakuratan Sistem yang Menghancurkan Moral Bangsa

Analisis Wacana Media

Sistem Ujian Nasional;

Ketidakakuratan Sistem yang Menghancurkan Moral Bangsa

pada “Wawasan Media” dan “Media Indonesia”

By: Siti Ulfah

Ujian Nasional adalah suatu event yang teramat penting bagi kebanyakan orang, khususnya bagi mereka yang mempunyai hubungan dengan pendidikan sekolah, entah itu wali murid, guru, dll. Pada dasarnya, pelaksanaan ujian dalam pendidikan adalah sesuatu yang sifatnya inheren dan menjadi rangkaian tidak terpisahkan dalam proses pendidikan itu sendiri. Ujian dimaksudkan sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar. Dari sana selanjutnya bisa dilakukan evaluasi seperlunya untuk memperbaiki berbagai kekurangan atau kelemahan yang masih ada. Oleh karenanya, tak sedikit media yang menayangkannya termasuk dua media yang akan dibahas, Media Indonesia dan Wawasan Media. Disebutkan dalam kedua media tersebut bahwasanya pendidikan anak itu teramat penting bagi perjalanan dan perkembangan bangsa ini kelak. Pendidikan adalah sarana untuk membentuk pribadi-pribadi calon pewaris bangsa. Oleh karena itu, system yang ada harus benar-benar diperhatikan demi terlaksananya pembangunan kualitas Iptek dan moral/Imtek penerus bangsa.

Pada Wawasan Media (Selasa,20/04/10), kritikan yang diberikan kepada pemerintah cukup tajam. Di sana diungkapkan dengan gamblang bahwasanya mekanisme ujian nasional yang dirasakan bertentangan dengan konsep pendidikan yang ideal. Artinya, pelaksana ujian seharusnya adalah para guru yang selama ini telah mengajar dan mendidik siswa dari awal. Mekanisme UN yang diserahkan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dianggap mengebiri hak para guru untuk mengevaluasi dan menguji anak didiknya sendiri. Pendelegasian pelaksanaan UN kepada BSNP dinilai tidak tepat karena para anggota BSNP tidak mengikuti perkembangan pendidikan anak didik di berbagai sekolah di Tanah Air sejak awal. Karena itu, ada yang beranggapan sistem pengujian dalam UN menggunakan pendekatan gebyah uyah. Pendekatan ini memakai paradigma generalisasi. Artinya, semua sekolah di seluruh pelosok Tanah Air diasumsikan memiliki kualitas yang sama, fasilitas yang sama, dan kesempatan yang sama besar dalam mengerjakan UN.

“ Padahal, realitas di lapangan tidaklah seideal itu. Masih banyak sekolah yang keberadaannya ibarat pepatah hidup segan mati tak mau. Bahkan, banyak juga sekolah yang tinggal menunggu hari kematiannya saja karena kesulitan dana untuk melangsungkan operasional sehari hari.Oleh karena itu, pelaksanaan UN yang diarahkan untuk mencapai tujuan peningkatan mutu pendidikan adalah seperti mimpi di siang bolong. Seharusnya UN dimaksudkan sebagai alat pemetaan kondisi pendidikan (mapping) di masingmasing sekolah untuk selanjutnya dijadikan alat untuk mengelompokkan sekolah berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan.Jika ini yang dilakukan, saya yakin pemerintah lebih mudah melakukan identifikasi berbagai permasalahan yang menggelayut dalam dunia pendidikan saat ini. Jangan sampai anak didik dijadikan kelinci percobaan kebijakan, karena dampaknya tidak baik bagi anak didik itu sendiri.”

Pada Media Indonesia (Rabu,07/04/10), juga mengungkapkan kritikan yang cukup tajam, akan tetapi masih disandarkan pada suatu instansi terkait, yakni mengutip hasil wawancara dengan DPD komite III. Menurut Komite III DPD menyatakan bahwa Komite III telah mendesak Mendiknas agar meninjau ulang pelaksanaan ujian nasional (UN) yang dinilai sarat dengan berbagai kecurangan yang dilakukan secara berjamaah serta tidak akan pernah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Pengawasan dan kajian tentang UN yang dihimpun Komite III menunjukkan bahwa penyelenggaraan UN tidak didukung oleh berbagai pihak," kata Ketua Komisi III DPD Sulistiyo saat jumpa pers di ruang wartawan DPD Jakarta, Bahkan, ia menambahkan, MA telah mengabulkan gugatan hukum terkait penyelenggaraan UN itu. Keputusan MA, meskipun tidak secara tegas melarang pelaksanaan UN, tetapi amar putusannya jelas menunjukkan bahwa Kementerian Diknas telah lalai melakukan peningkatan kualitas guru, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah hingga penyediaan askes informasi yang lengkap sebelum melaksanakan UN.”

Sedangkan terkait kecurangan yang ditemukan sewaktu ujian Nasional, kedua media sepakat menyatakan bahwasanya Ujian Nasional yang tidak mempertimbangkan kondisi bangsa ini seluruhnya malah akan membuat kemerosotan pendidikan dan kebobrokan moral. Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya ketika Ujian Nasional, kecurangan marak terjadi dimana-mana, mentri pendidikan sendiri mengakui hal tersebut. Sehingga banyak kalangan sepakat bahwasanya perlu adanya peninjauan dan pengkajian ulang system Ujian Nasional di Indonesia.

Adapun terkait permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan sewaktu UN, Media Indonesia mengungkapkan adanya beberapa factor penyebab yang cukup relevan dan perlu dipertimbangkan, salah satu diantaranya yaitu factor system yang dikaitkan dengan factor geografis,

“Berbagai kecurangan yang mewarnai di setiap pelaksanaan UN harus diakui sangat sulit pemberantasannya. Beberapa hal bisa diajukan menjadi faktor penyebab. Pertama, faktor geografis Indonesia yang sedemikian besar dan luas tentu akan menyulitkan mekanisme pengawasan terhadap UN yang berkualitas dan jujur. Kedua, faktor ’’sosial” dalam artian negatif, di mana saling bantumembantu untuk meraih nilai UN yang tinggi. Ketiga, faktor finansial atau ekonomi, di mana soal UN dan kunci jawaban dijual dengan imbalan uang yang sangat besar.Keempat, tidak tegasnya sanksi bagi yang melakukan kecurangan menyebabkan tiadanya efek jera bagi yang lain untuk melakukan kecurangan dan kecurangan kembali .

Kecurangan yang dilakukan, menurut Media Indonesia, tak hanya melibatkan murid saja, tapi juga para guru-gurunya,

“Selain itu, katanya, otoritas akademik guru dan profesi guru sangat dilecehkan dengan masuknya aparat keamanan atau pihak-pihak lainnya yang turut menambah kekacauan penyelenggaraan UN. "Berbagai penyimpangan dalam praktik ini mengindikasikan bahwa penyelenggaraan UN harus diubah," katanya”

Pada Media Indonesia, tercantim bahwasanya UN setelah sekian lama diterapkan masih tidak menunjukkan dampak positif, malah bisa dikatakan semakin memperburuk pemdidikan di Indonesia, bahkan DPD menyatakan, kedepannya mungkin sebaiknya UN dihapuskan.

.
”Lebih lanjut ia mengatakan bahwa asumsi UN akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan juga tidak tepat karena kualitas ditentukan oleh banyak faktor seperti kualitas guru, sarana prasarana, kurikulum, dana, manajemen dan sebagainya.
Namun pada faktanya, setelah UN sekian lama dilaksanakan, tanda-tanda pendidikan di Indonesia semakin baik dan berkualitas masih jauh dari harapan. "Bahkan berbagai laporan menunjukkan anak-anak didik merasakan stres mendalam serta ada pula indikasi penyimpangan prilaku seperti upaya bunuh diri akibat UN itu," katanya.

Terkait dengan berbagai fenomena itu, DPD menyatakan UN 2010 adalah UN transisi dan harus segera diakhiri. Pemerintah harus memperbaiki mekanisme evaluasi belajar siswa dan tidak lagi menjadikan UN sebagai alat ukur penentuan kelulusan siswa. DPD menegaskan, evaluasi belajar siswa itu seyogyanya merupakan evaluasi yang beragam sesuai dengan tingkat kecakapan dan kompetensi yang ingin dicapai. (Ant/OL-06)”

Terkait dengan system UN yang bukannya malah membangun dan perlu dikaji ulang, pakar pendidikan banyak yang menyetujuinya, termasuk Daniel M Rosyid dalam suatu media lain menyatakan bahwa penerapan UN harus disesuaikan, yakni system yang dibuat agar tidak sentralistik tapi desentralistik, dalam artian nilai standar kelulusan harus dihapus sama sekali untuk meminimalisir kecurangan dan menumbuhkan sportivitas dalam pendidikan.

Selasa, 20 April 2010

“Revitalisasi Peran Kartini Abad 21 Sebagai Garda Terdepan Pencerdasan Bangsa”


­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­Bismillahirrohmanirrohim…

Wanita adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Fungsi dan perannya teramat vital dalam keberlangsungan suatu Negara. Bagaimana tidak, di tangan wanita, generasi penerus baik laki-laki maupun wanita itu dididik dan dibentuk. Sedemikian pentingnya sosok wanita, hingga ada filsuf Arab yang mengatakan “ Wanita adalah tiang Negara, jika ia baik, maka baik pula Negara itu. Jika ia rusak, maka rusak pula Negara itu”, ada pula yang mengatakan “ Tiadalah kesuksesan seorang lelaki itu, melainkan di belakangnya terdapat tangan-tangan seorang wanita”.

Saudariku yang dirahmati Alloh…

Sadarkah kita akan betapa mulia dan pentingnya wanita di muka bumi ini?? Kualitas dan kelembutan hati wanita teramat dibutuhkan bagi pembangunan peradaban ke arah lebih baik. Kebanyakan kaum wanita tak terkecuali di negeri ini terlalu sibuk untuk meneriakkan ‘kebebasan dan kesetaraan’, ironisnya, mereka lupa akan melaksanakan hak dan kewajiban yang mati-matian diperjuangkannya. Kebebasan dan kesetaraan yang selama ini dimimpikan, kebanyakan adalah hanya bersifat kepuasan nafsu dan ambisi semata. Bukannya malah meningkatkan kualitas diri dan mengoptimalkan perannya sebagai makhluk yang mulia, kebanyakan malah tergiur akan hal-hal lain yang justru merendahkan harkat dan martabatnya sendiri, yakni dengan mengejar ketenaran, kecantikan palsu, kekayaan, kedudukan, pujian-pujian, dan sebagainya.

Masih ingatkah kita akan Sosok Ibu Kartini, yang begitu gigihnya memperjuangkan hak-hak wanita. Ibu Kartini, seorang muslimah cerdas dan sadar akan pentingnya wanita di dunia ini, ia bersungguh-sungguh memperjuangkan hak wanita khususnya dalam memperoleh pendidikan yang sama dengan laki-laki. Seorang wanita dengan pendidikan dan penjagaan moral tentunya akan meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan perannya sebagai manusia yang mulia dan berdaya guna. Wanita yang berpendidikan tidak akan pernah lagi dianggap sebagai makhluk sub-ordinate, karena seluruh manusia mengakui potensi dan kemuliaannya.

Jauh sebelum Ibu Kartini, sudah banyak wanita-wanita muslimah yang telah menunjukkan eksistensinya sebagai manusia yang layak dihormati. Ada khadijah r.a Istri Rasululloh Saw yang dengan kecerdasan dan kemuliaan akhlaknya telah berhasil menjadi pemimpin bisnis yang sukses dan terkemuka di masanya. Ada juga Aisyah r.a Istri Rasululloh Saw yang dengan kecerdasan dan keshalehannya telah menjadikan ia sebagai Ummul Mu’minin / ibu para mu’min yang berhasil meriwayatkan ribuan hadits, pusat bertanyanya seluruh umat di zamannya terkait keilmuan keislaman, dan dengan kelincahan dan keberaniannya ia membela umat tak terkecuali kaum wanita di zamannya dari penindasan dan ketidakadilan. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai “Ibu Umat Islam dan Guru para Ulama”. Masih banyak lagi kisah muslimah hebat lainnya yang tentunya mereka tak menyepelekan pendidikan dan moral khususnya syariat islam dari kehidupan dan kepribadiannya.

Oleh karena itu Saudari-saudariku sekalian, Kemuslimahan UKMKI Unair bersama forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus mengajak dan menghimbau kaum wanita, khususnya muslimah, untuk bersama-sama meningkatkan kualitas diri dengan menuntut ilmu baik umum maupun agama, serta mempertahankan moral-moral kita sebagai wanita mulia, sesuai hadits Ad-dun’ya mata’un, wa khiru mata’iha Al-mar’atus sholehah…

Demikian dari kami. Jazakumulloh Khoiron Katsir… Kemuslimahan UKMKI Unair & Jarmusnas FSLDK

Senin, 12 April 2010

Kontradiksi Makna Feminisme Masa Kini; Memulyakan atau Menindas Kaum Wanita?

Berbicara tentang feminisme, tidak bisa dipisahkan dari perbincangan terkait laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat, serta bagaimana hak, status, kedudukan wanita di sector domestic dan public. Pada mulanya, feminisme adalah faham – yang kemudian menjadi suatu gerakan – yang menuntut adanya kesetaraan hak dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Di Indonesia, feminisme lebih dikenal dengan istilah Emansipasi Wanita, dengan Kartini yang dianggap sebagai pelopornya.

Dalam sejarah manusia, tidak ada ide yang lahir dalam ruang hampa, layaknya karya sastra yang tak pernah lahir dari kekosongan budaya. Feminisme lahir karena adanya konteks sosio-historis yang melatarbelakanginya. Feminisme pada intinya membicarakan wilayah culture. Kedudukan manusia dalam pandangan umat-umat sebelum Islam sangat rendah dan hina. Mereka tidak menganggap perempuan sebagai manusia yang sempurna. Bagi mereka perempuan adalah pangkal keburukan dan sumber bencana. Telah banyak contoh konkret penindasan terhadap wanita di bumi ini. Pada masa jahiliyah, masyarakat Arab mengubur hidup-hidup bayi wanita yang terlahir di keluarganya. Bayi wanita dianggap sebagai Aib dan bencana besar. Bangsa India dalam aturan Manu, perempuan diposisikan hanya sebagai pelayan bagi suami dan ayahnya, tidak memiliki kebebasan untuk menggunakan apalagi memiliki hartanya. Kesetiaan istri kepada suami ditunjukkan dengan istri membakar diri hidup-hidup demi mengikuti suaminya yang meninggal.dalam aturan Hammurabi, perempuan dianggap sebagai binatang, tidak mempunyai hak memiliki dan menggunakan harta, dan banyak lagi yang lainnya. Perbincangan tentang wanita menemukan momentumnya ketika pada tahun 581 M berlangsung kongres besar bangsa Eropa yang berusaha menemukan jawaban, “siapa sebenarnya wanita itu?”. Pada kongres tersebut sempat dipertanyakan, benarkah wanita itu manusia, atau ia termasuk golongan hewan. Akhirnya mereka mendapatkan jawaban bahwa perempuan itu manusia yang diciptakan untuk menghamba ( mengabdi ) pada laki-laki.

Islam adalah satu-satunya agama yang mampu memberikan formulasi kesetaraan hak dan kedudukan laki-laki dan perempuan. Alloh telah menyatakan dalam kitab sucinya bahwa orang yang paling mulia di sisi Nya adalah orang yang paling bertaqwa. (Al-Hujurat: 13). Tidak memandang apakah ia laki-laki atau perempuan, jika ia mengerjakan amal shalih dalam keadaan beriman, maka Alloh akan memberinya kehidupan yang lebih baik dan pahala yang berlipat.(An-Nahl: 97). Dalam syariat Islam, Alloh telah mengatur pembagian peran dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan karakter dan potensi masing-masing. Alloh mengatur pola relasi antara laki-laki dan perempuan serta mengatur antara akhlak-akhlak yang baik bagi wanita dan laki-laki tentunya semua itu pada hakikatnya adalah untuk menjaga dan menyelamatkan manusia dari kehinaan dan kekejian baik dunia maupun akhirat.

Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan akan terus berlanjut. Yakni proses konstruksi – dekonstruksi – rekonstruksi. Feminisme yang dahulu muncul dan berkembang di barat, serta mengkritisi system kehidupan masyarakat barat, kini telah mulai menyerang syariat Islam sendiri. Islam yang telah mengatur dan memberikan formulasi kesetaraan terbaik – tentunya berasal dari Alloh, sang pencipta – telah dicoba untuk di dekonstruksi.

Syariat Islam dianggap sebagai salah satu agama yang menyudutkan dan menindas kebebasan kaum wanita. Kewajiban menutup aurat misalnya, kaum feminis sekularis berfikiran kalau menutup aurat atau hijab bagi wanita adalah sama halnya dengan memenjarakan wanita dalam berekspresi. Pembagian warisan yang takarannya berbeda antara laki-laki dan perempuan, optimalisasi peran public pada laki-laki dan peran domestic pada perempuan, telah dijadikan bahan perbincangan dan perdebatan public dan dijadikan senjata ampuh untuk menyerang Islam. Sebagai akibatnya, kaum wanita masa kini – yang telah mentah-mentah menelan hasil pemikiran mereka, telah mulai meninggalkan syariat Islam dan berbuat semaunya demi mendapatkan kepuasan.

Wanita masa kini lebih suka mengumbar aurat, mempertontonkan hamper seluruh tubuh mereka. Bahkan tidak sedikit yang berani telanjang dihadapan public. Mereka menganggap ini semua adalah bentuk Emansipasi wanita yang mampu membuat wanita semakin bebas bergerak dan dihargai. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah mengeksploitasi diri mereka hanya untuk memenuhi kepuasan birahi public. Tubuh wanita dianggap sebagai tontonan yang menarik dan mampu meningkatkan penghasilan produsen. Produsen di bidang entertainment akan mengeksploitasi tubuh wanita untuk meningkatkan rating penonton. Tidak hanya itu, mulai dari produsen barang mewah hingga jajanan pasaran menggunakan tubuh wanita sebagai ‘pelaris’. Perhatikan iklan-iklan di media, mulai dari iklan barang mewah hingga iklan barang pasaran kesemuanya menggunakan wanita. Apa hubungannya antara mobil mewah dengan wanita cantik dan seksi?, tak lain adalah sebagai pelaris produk mereka yang dapat menarik konsumen.

Sebegitu hinakah wanita masa kini, yang harga dirinya bias dibeli dengan uang. Padahal, kehormatan wanita manapun tak sebanding dengan apapun yang ada di muka bumi ini.keikutsertaan wanita, khususnya Indonesia dalam ajang pemilihan Miss Universe adalah salah satu contoh konkret kebodohan dan kerendahan derajat wanita. Betapa tidak, criteria sebagai “Miss Universe” yakni nona ideal dalam pandangan universal, sesungguhnya kriterianya telah diusung dan ditetapkan oleh Mr. Donald Trump cs, hanya segelintir orang namun sudah berani menentukan criteria ‘Miss Universe’. Wanita dinilai cantik berdasarkan fisik dan kecerdasan menurut mereka.

Lain halnya dengan Islam. Islam menempatkan wanita dalam posisi yang mulia bukan dilihat dari kecantikan fisik, namun dilihat dari kecantikan hati dan pribadinya. Islam mewajibkan muslimah menutup aurat dan menjaga sikap tak lain adalah demi menjaga kehormatan dan kemuliaan wanita itu sendiri. Hijab disini bertujuan agar wanita tidak sembarangan dimanfaatkan sebagai pemuas birahi semaunya, serta bertujuan untuk mencegah timbulnya perlakuan-perlakuan jahat yang kemungkinan besar mengintai. Islam membagi hak waris lebih besar kepada laki-laki adalah suatu keadilan, karena dalam Islam, lelaki berkewajiban menanggung nafkah keluarga. Islam menunjuk laki-laki sebagai keluarga, bukan berarti penindasan atau menempatkan wanita di posisi subordinate. Laki-laki sebagai pemimpin dalam rumah tangga telah ditetapkan oleh Alloh dalam Alquran adalah demi memudahkan jalannya rumah tangga itu sendiri, dimana peran laki-laki lebih diranah public. Selain itu, posisi laki-laki sebagai pemimpin dalam rumah tangga ( Annisa’ 34) bukanlah diposisikan layaknya majikan dan pelayan, namun kepemimpinan disini adalah dalam hubungan persahabatan dan kemakrufan. Peran pemimpin meletakkan suami sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pengaturan-pengaturan urusan rumah tangga secara keseluruhan. Dan itu semua takkan mungkin berjalan dengan baik tanpa adanya kerja sama antara suami dan istri.

Kiranya sampai disini yang dapat penulis ungkapkan. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi wanita untuk meletakkan feminisme lebih kearah kebebasan dalam melaksanakan perintah Alloh dan berbuat kebaikan. Bukannya sebaliknya, feminisme yang justru membawa manusia kedalam jurang kehinaan dunia dan Akhirat. Wallohu a’lam bishshowab.

* S. Ulfah (ruuhuljadeed.blogspot.com

Wanita dalam Pandangan Islam; Pembagian Peran, Kedudukan, dan Pemberdayaan*

Segala puji bagi Alloh penguasa semesta alam, yang digenggamanNya lah segala sesuatu bergantung dan bersandar. Alloh mengetahui apa-apa yang ada dalam genggamanNya. Dia mengetahui mana yang terbaik bagi makhlukNya begittu pula sebaliknya. Dia Maha Pencipta sekaligus Pemelihara alam semesta.

Di antara tanda-tanda kekuasaan Alloh adalah Alloh menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan (Adz-Dzariyat 49& Yaasiin 36). segala sesuatunya telah Alloh tetapkan aturan-aturan masing-masing sesuai dengan karakter dan potensinya. Tentu saja aturan itu berfungsi sebagai petunjuk menuju keselamatan dunia dan akhirat. Salah satu contoh kekuasaan Alloh adalah penciptaan proton positif dan electron negative pada atom. Perbedaan karakter pada keduanya merupakan daya tarik menarik tersendiri, sehingga keduanya saling menguatkan. Begitu pula penciptaan manusia dengan jenis laki-laki dan perempuan, adalah supaya keduanya saling cenderung dan saling menentramkan sehingga tercipta kelangsungan jenisnya.

Laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Alloh sebagai tidak hanya sebagai mitra namun juga sebagai sahabat yang saling mengasihi dan bertanggung jawab untuk melestarikan jenisnya dan memelihara kehidupan. Keduanya diberi tanggung jawab untuk mengelola alam semesta beserta seluruh alam semesta beserta seluruh isinya (Al-Baqoroh 30). Adapun dalam praktik kehidupan, terjadi perbenturan dan persengketaan antar manusia. Alloh menurunkan aturannya sebagai solusi bagi persoalan manusia. Adanya penetapan hak dan kewajiban tidak lain terkait dengan kemaslahatan manusia, baik pria maupun wanita. Kadang kala solusi yang diberikan akan berbeda jika dalam pandangan syariat perlu penyelesaian yang berbeda. Menyikapi kenyataan hukum yang beraneka raga mini, Alloh telah memerintahkan masing-masing untuk sama-sama bersikap ridha terhadap adanya pengkhususan kepada salah satu pihak. Alloh juga melarang bersikap saling iri dan dengki serta berangan-angan terhadap apa yang telah Alloh karuniakan atas yang lain (An-Nisa’ 32).

Akan tetapi, dalam kehidupan manusia, perubahan-perubahan apakah kea rah yang lebih baik ataupun sebaliknya senantiasa terjadi. Akal manusia telah memungkinkan perjalanan kehidupannya selalu melalui proses konstruksi, dekonstruksi, dan rekonstruksi. Kita bias menyaksikan bagaimana pola-pola relasi dan pembagian peran dan tanggung jawab antara dua jenis kelamin yang berbeda ini, yang telah mapan dalam kehidupan masyarakat pada suatu masa menjadi sesuatu yang layak untuk diperdebatkan pada masyarakat lain di masa yang lain pula. Begitu seterusnya.

Hal yang paling nyata yang bias kita saksikan adalah perjalanan perbincangan kedudukan wanita di masyarakat dalam syariat Islam. Islam telah berhasil meletakkan kedudukan wanita sebagai makhluk yang layak untuk dihargai sebagaimana laki-laki. Derajat kemulyaan dalam Islam hanya akan disandang oleh siapapun yang bertaqwa kepada Alloh baik itu laki-laki maupun perempuan. Hanya saja memang ada beberapa perbedaan pembagian peran dan aturan antara keduanya. Dimana wanita dalam Islam diberikan tanggung jawab lebih diranah domestic dari pada public. Namun hal ini bukan berarti melarang wanita berada di ruang public. Islam tetap memberikan ruang bagi wanita untuk berada di ruang public dimana di sana tetap ada aturan-aturan yang mengaturnya.

Islam telah menetapkan bahwa peran utama wanita adalah sebagai ibu da pengatur rumah tangga. Pada diri perempuan, Alloh menciptakan kemampuan reproduksi dan fungsi penentu keberlangsungan jenis manusia. Peranan pria dalam proses reproduksi berlangsung sangat singkat. Sejumlah hokum yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran, penyusuan, pemeliharaan bayi, ataupun ‘iddah diberikan kepada wanita, bukan pria. Alloh juga menjadikan tugas wanita adalah mengandung, melahirkan, menyusui dan mengasuh buah hubungannya dengan suaminya. Ini adalah tugas yang berat dan penting, tidak ringan dan tidak mudah. Sekaligus mulia yang harus ditunaikan oleh wanita dengan persiapan fisik, kejiwaan dan pikiran yang mendalam. Bahkan dalam penyempurnaan tugas ini Alloh memberikan dispensasi-dispensasi, salah satunya adalah berbuka di bulan Ramadhan bagi ibu hamil dan menyusui. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa aktivitas pokok yang paling cocok bagi seorang wanita adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangganya.

Meskipun banyak aktivitas yang dibebankan di pundak wanita, tetaplah ia harus menjalankan fungsinya sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dating seorang wanita, Asma binti Yazid al-Asyhaliyah, yang mewakili kaumnya kepada Rasululloh. Ia menanyakan kedudukan dan tugasnya sebagai wanita kepada rasul yang mulia.

“ Demi bapakku, engkau dan ibuku, wahai Rasululloh. Aku adalah utusan para wanita kepadamu. Sesungguhnya belum ada seorang wanita pun, baik di timur maupun barat yang terdengar darinya ungkapanseperti apa yang akan aku ungkapkan atau belum terdengar seorang pun yang mengemukaakn seperti pendapatku. Sesungguhnya Alloh mengutusmu kepada laki-laki dari wanita seluruhnya hingga kami beriman kepadamu dan Tuhanmu. Akan tetapi sesungguhnya kami para wanita terbatasi dan terkurung oleh dinding-dinding kalian para laki-laki, memenuhi syahwat kalian dan mengandung anak-anak kalian. Sesungguhnya kalian (para laki-laki) mempunyai kelebihan dari pada kami dengan berkumpul dan berjamaah, melakukan kunjungan kepada orang sakit, menyaksikan jenazah, melakukan ibadah haji demi ibadah haji, dan yang lebih mulia lagi dibandingkan dengan semua itu ialah jihad di jalan Alloh. Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian keluar untuk menunaikan ibadah haji, menghadiri pertemuan atau berjaga di perbatasan, kamilah yang menjaga harta kalian; yang mencucikan pakaian kalian; dan yang mengasuh anak-anak kalian. Lalu apakah ada kemungkinan bagi kami untuk menyamai kalian (para lelaki) dalam kebaikan Ya Rasulalloh?”

Kemudian Rasululloh menoleh pada para Sahabatseraya berkata, “ Apakah kalian mendengar perkataan wanita ini? Sungguh adakah yang lebih baik daripada apa yang diungkapkannya berkaitan dengan urusan agamanya ini?” Para Sahabat berkata, “ wahai Rasulalloh, kami tidak menyangka bahwa wanita ini tertunjuki kepada perkataan tersebut”. Rasululloh menoleh dan berkata pada wanita itu seraya bersabda, “ Pergilah kepada wanita mana saja dan beri tahukanlah kepada mereka yang ada di belakangmu, bahwa kebaikan salah seorang diantara kalian (para wanita) dalam memperlakukan suaminya, mencari keridhaan suaminya dan mengikuti keinginannya adalah mengalahkan semua itu.” Mendengar sabda Rasul, wanita itu pun pergi seraya bersuka cita.ia kemudian menyampaikan kabar gembira itu kepada kaumnya. (HR. Al- Baihaqi)

Dialog nabi dengan shahabiyat di atas menunjukkan bahwa tugas utama seorang wanita adalah menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga ( Ummun wa Rabbatul Bait). Namun tugas ini banyak diremehkan oleh kaum wanita, padahal penilaian ini Alloh menganggapnya setara dengan laki-laki yang beraktivitas di ruang public. Peran utama wanita ini mempunyai andil yang besar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan kualitas generasi yang baik. Islam mengatakan, “ wanita itu tiang agama”, ada juag hadits “ Surga terletak di telapak kaki seorang ibu”. Ingat juga pepatah Arab mengatakan, “Dibalik kesuksesan seorang laki-laki terdapat tangan seorang wanita” . oleh karena itu, kiranya adil kalau pihak kedua, yakni suami diberikan tugas untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (mencari nafkah) dan memberikan perlindungan kepada istri dan keluarga agar istri dapat mencurahkan tenaga dan perhatiannya untuk penunaian tugas yang penting ini.

Selain hidup di dunia domestic, kita juga tidak bias menafikan bahwa wanita adalah bagian dari masyarakat. Karena posisinya sebagai anggota masyarakat inilah, maka keterlibatannya dalam kehidupan umum atau public juga diperlukan dalam rangka memajukan masyarakat. Jadi tugas utama wanita sebagai peran domestic tidak berarti membatasi wanita pada peran pokok itu saja. Karena pada saat yang sama, wanita juga diseur untuk dapat berperan di sector public.

Seruan Alloh dalam hal aktivitas perempuan di dunia public secara umum mempunyai implikasipada hokum yang berkaitan dengan wanita dalam kedudukannya sebagai individu manusia. Islam menetapkan hokum yang sama antara pria dan wanita dalam masalah kewajiban berdakwah (amar makruf nahi munkar), kewajiban menuntut ilmu, serta kewajiban menunaikan ibadah-ibadah ritual (mahdhah). Demikian pula Islam mengizinkan wanita melakukan jual beli, sewa-menyewa, dan akad perwakilan. Wanita punya hak dalam memegang segala macam hak milik, dan baginya boleh mengembangkan hartanya dan mengatur secara langsung segala urusan kehidupannya. Wanita berhak sebagai pemegang saham atau sebagai pekerja. Dan boleh baginya menyewa tenaga manusia , pekarangan, sawah-ladang, dan benda lainnya (Al-Baghdadi: 1988) islam membolehkan wanita bekerja di luar rumah dalam rangka mendukung pembangunan masyarakat. Misalnya sebagai dosen, dekan, manajer, direktur perusahaan, pengacara, dsb. Seruan bias berwujud wajib; misalnya menuntut ilmu dan berdakwah, bias juga berwujud mubah; sebagai pedagang, dll.

Salah satu hal yang marak kali ini adalah keterlibatan wanita di ranah politik. Islam tidak melarang wanita berkiprah di dalamnya. Islam mewajibkan umatnya baik laki-laki dan perempuan untuk turut terlibat dalam politik. Dalam buku Mafahim Siyasah dijelaskan bahwa politik adalah pengaturan pengurusan umat baik dalam dan luar negri. Keaktifan muslimah dalam kancah politik tentunya seorang muslimah tidak akan memilih tindakan yang semata-mata didasarkan pada kepentingan aktivitas tersebut menurutnya atau masyarakat. Oleh karena itu, sebelum terjun kedalamnya, muslimah terlebih dahulu juga haru memahami politik, status politik, status hukumnya, dan peran politik apa saja yang dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh muslimah menurut islam. Ketika kaum muslimin (laki-laki dan perempuan ) memfungsikan segenap potensinya untuk mengurusi dan menyelesaikan problematika umat, berarti telah melakukan peran politik, dan tidak harus menjadi politikus atau penguasa.

Demikian kiranya pemaparan mengenai peran dan fungsi wanita dalam kaca mata Islam. Masih banyak hal yang perlu diketahui dalam mengenal Islam lebih lanjut. Islam adalah agama yang haq dan dari padanya, Alloh memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia khususnya, agar selamat dan memperoleh kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, marilah kita bersama mengoptimalkan akal dan hati kita untuk mendalami Islam dan memahami semua syariatnya, dan bukannya malah gampang terpengaruh dengan isu-isu buatan manusia yang tidak beriman dan berakhlak buruk, sehingga kita mengikuti jejak mereka dan menjauhi Islam. Wallohu A’lam Bisshowab.

* S. Ulfah (ruuhuljadeed.blogspot.com)

Senin, 29 Maret 2010

Belum Saatnya Berbuka… : Cerpen

Kau kini berdiri dihadapanku dengan tatapan penuh amarah dan harap, penuh tanya dan pinta. Sungguh menyayat hati, kesedihanmu adalah pukulan batin bagiku, amarahmu seolah memanggil seluruh syaraf tubuhku untuk mendekatimu, mendekapmu dan mengusap butiran air mata bening yang tak henti-hentinya mengalir…

Sudah lama sejak 5 tahun yang lalu, kau yang muda belia dengan seragam putih birumu yang warnanya masih jelas dan belum pudar. Maklum, belum genap satu semester kau kenakan seragam itu. Maisya, nama panggilanmu , yang baru beberapa bulan sudah begitu terkenal dan berkesan dikalangan para guru dan siswa. Kecerdasan dan keberanianmu mengungkapkan pikiran telah membuat banyak orang berdecak kagum memujimu. Wajahmu memang bukan yang tercantik, namun wajahmu telah berhasil memenuhi majalah dinding sekolah sekaligus dinding hati para lelaki di sekolah. Tak terkecuali aku yang entah sejak kapan aku sendiri tak mengerti.

Maisya, kulitmu tak seputih clara, gadis indo yang pernah jadi primadona sekolah sebelum kau masuk dan menggantikan posisinya. Tubuhmu tak seindah Sinta yang oleh teman-teman dijuluki ratu kunyit asam, karena selain bodinya yang molek, ia juga hobi sekali minum kunyit asam di kantin sekolah. Biasa, sungguh secara fisik kau terkesan biasa, bahkan sangat biasa layaknya gadis desa pada umumnya. Kulit sawo matang, tubuh kurus yang tak terlalu tinggi dengan rambut tipis sedikit bergelombang yang dikuncir. Tidak ada yang menarik bahkan pakaian yang kau kenakan tidak semodis yang dikenakan para gadis di sekolah. Namun, kau begitu menarik di mata banyak orang. Dari sekian banyak gadis yang mencoba menarik perhatianku, hanya kau yang berhasil masuk dan merasuk di ruang hati. hal ini karena selain prestasi gemilang, kau punya sifat rendah hati dan sopan terhadap siapa saja.

Aku sangat beruntung, selain aku adalah orang pertama yang kau kenal, aku juga adalah kakak kelas laki-laki terdekatmu. Aku yang selalu kau datangi, kau keluhi, sekaligus kau sanjung bahkan juga kau sayangi. Baru kali ini aku bisa menyukai seseorang yang sekaligus berbalas dengan cintamu. Kau katakan aku adalah laki-laki terbaik dalam hidupmu yang senantiasa berusaha mewujudkan perbaikan diri dan sekitar, yang pandai, ulet dan sederhana. Ringan sekali mulutmu memujiku, sebaliknya bagiku kau adalah pemilik pujian yang kau tujukan padaku. Aku masih ingat awal kau memujiku, yaitu saat aku sodorkan bulpen padamu yang ketakutan dihukum saat masa orientasi di sekolah. Semenjak itu, kau tak pernah lupakan aku.

“ Maisya, aku akan ke kota dalam waktu yang agak lama,” ucapku

Langit yang kelabu tertutup awan mendung dengan gerimis yang sedari tiada hentinya menebar rintik-rintik air ke permukaan bumi ini semakin menambah kelabunya suasana hati. hening, tiada kata, dua sejoli muda yang sejak pulang sekolah berdiri kaku di bawah genteng gedung olah raga sekolah. Gedung ini adalah gedung paling pojok yang berbatasan langsung dengan persawahan penduduk. Desa tempat sekolah ini didirikan adalah desa yang jarang berpenghuni. Namun sekolah ini adalah sekolah terfavorit yang berprestasi dan merupakan sekolah yang paling diinginkan oleh penduduk di sepuluh desa kabupaten Sukohati.

Sawah itu tampak indah sekali dengan langit mendung daun batang padi tampak semakin hijau. Gerimis yang membasahi sawah turut juga mempertegas warna hijau sawah. Lapang dan damai.

“aku akan tetap di sini, meski kau berjalan ke ujung langit itu” sambil kau tunjuk lurus ke depan ke area yang hanya tampak dua warna, hijau sawah dan langit kelabu.

“suatu saat aku akan kembali dan membawamu, tenanglah, aku ke sana untuk kuliah. Kelak kau bisa juga kuliah di sana” ucapku sambil melirik ke arah kanan, ke wajah sendu mu yang makin tampak cantik dan anggun.

“ suatu saat aku akan menyusulmu. Ingatkan mu saat kau lupa akan janjimu” sahutmu dengan tanpa mengalihkan pandangan dan tetap memandang ke depan, ke arah sawah. Dingin sekali tanpa ekspresi. Tetap hening hingga adzan Ashar sayup terdengar dan kita berjalan berpisah ke arah masing-masing..

Kau ada di depanku tetap dengan tatapan tajam dan mata berkaca-kaca. “ setan apa yang telah menculikmu dari ku?” tanyamu lirih namun tegas. “ Setan apa yang menghapuskan ingatan lima tahun lalu kita?” lanjutmu

Tepat satu tahun sudah kehadiranmu di Universitas Sentra Aksara Surabaya. Satu bulan sebelum kau masuk, aku sudah dengar kabar kepindahanmu ke Surabaya sebagai salah satu penerima beasiswa berprestasi Desa Sukohati. Aku tahu kau pasti mudah mendapatkannya. Dari lubuk hatiku, aku senang sekali dan tak sabar menantikan kehadiranmu. Sungguh kau tak pernah dapat aku lupakan apalagi tergantikan hingga saat ini. Aku ingat aku dulu pernah menuliskan sajak di buku harianmu

Aku kan membawamu ke singgasana

Diarak malaikat dan bidadari surga

Penuh cahaya dan kesenangan abadi

Meski kini, pahit rela ku nikmati, & sakit rela ku jalani..

Kau datang dan langsung mencari keberadaanku sejak hari pertama perkuliahanmu. Kau bertanya penuh antusias, adakah mereka mengenalku, Rahman. Tak ayal lagi, kepadatan aktivitasku selama ini telah membuat namaku cukup dikenal banyak orang. Selain aktif di Rohis kampus, BEM, aku juga aktif di salah satu organisasi ekstra kampus. Hal inilah yang kemudian mempermudahmu melacak keberadaanku.

“Rahman yang aktivis Rohis itu ya Dek??, yang anak beasiswa Sukohati??” jawab Prita salah seorang adek kelas 2 tahun di bawahku yang juga aktif di Rohis.

Rita mengirimi pesan singkat ke nomor handphone ku seketika. Memberikan kabar ada Maba dari daerah Sukohati ingin bertemu. Jujur dalam hati aku senang dan ini adalah saat yang aku nantikan sejak perpisahan lima tahun yang lalu. Namun ada rasa khawatir yang juga hinggap di hatiku. Aku adalah Rahman yang berbeda dengan Rahman lima tahun lalu. Mana mungkin aku bisa bersikap layaknya Rahman yang lalu. Dan lagi, aku tentunya akan sangat malu ketika Maisya bercerita banyak hal tentang kisah yang sudah lama aku pendam dalam-dalam. Tentunya banyak orang yang kaget menyaksikan aku, yang selama kuliah tak pernah dekat dengan wanita, ternyata mempunyai kisah lama yang cukup romantis. Aku pun segera beranjak dari perpustakaan masjid kampus dan berjalan menuju fakultasku. Memasuki area fakultas, dari kejauhan aku mampu melihatmu. Kau tampak berbeda, lebih tampak seorang gadis dewasa dan bukan remaja SMA yang kekanak-kanakan. Lebih cantik malah. Astaghfirullah, seketika hatiku berontak dan mengendalikan gejolak yang mulai bereaksi. Selama aktif di Rohis kampus, aku berlatih menjaga mata dan hati dari hal- hal yang belum saatnya aku nikmati. Meski jujur, ini juga berkat rasa yang tak pernah bisa aku lupakan terhadapmu. Meski dengan susah payah aku memendam rindu dan menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas.

Sejak awal aku masuk universitas, aku bertemu dengan kumpulan anak Rohis yang beberapa juga aktif di BEM. Mereka melayani para mahasiswa baru dengan ramah dan bersahabat. Aku langsung merasa nyaman dekat dengan mereka. sebelumnya terbersit pikiran bahwa anak kota tentunya lebih individualis dan jauh dari kata alim. Namun ternyata jauh berbeda dari yang aku bayangkan, aku bertemu dan dibantu oleh orang-orang yang kesehariannya tak pernah lepas dari Alquran saku dan senantiasa mengisi waktu luangnya untuk mengaji. Sambutan yang ramah dan hangat membuat aku seketika jatuh hati kepada mereka dan apa yang mereka perjuangkan. Memberikan aku warna dan pemahaman baru tentang kehidupan yang lebih Islamy. Konsisten, itu penilaian awal ku untuk mereka. Tidak pernah aku temui di desa mereka yang sekonsisten itu menjalankan pasal demi pasal bahkan butir demi butir undang- undang dalam agama nya. Aku pun tinggal di kontrakan mereka dan menjalankan keseharian yang sarat peribadatan bersama mereka.

Hidup adalah pilihan. Itu juga yang aku saksikan pada teman- teman ku yang lain. Ada juga, bahkan kebanyakan memilih hidup lebih bebas dan lebih sering menghabiskan waktu untuk nongkrong dengan kawannya yang lain. Waktu ku tanya kakak kelas sekontrakan ku Faris, orang yang dianggap paling alim dan berwibawa, ia bilang itu semua pilihan. Setiap orang memilih jalan kebahagiaan sejati sesuai dengan apa yang menurut mereka lebih menyenangkan. Mereka juga bisa menjalin hubungan dengan gadis yang mereka sukai kapan saja dan dimana saja. Suatu hal yang tak pernah kusaksikan di antara kakak kelasku di Rohis, bahkan ku baru memahami perlahan bahwa mereka berusaha menjauhinya. Aku pun bertanya langsung pada Faris seniorku, adakah ia rindukan seseorang atau merasakan getaran rasa suka terhadap lawan jenis. Ia pun menjawab dengan senyum dan tetap tenang. “ Rasa kecenderungan terhadap seseorang itu fitrah saudaraku, selalu ada dalam diri manusia normal. Hanya saja kita harus mampu mngendalikannya agar tak sembarangan terluapkan begitu saja. Islam sudah banyak mengatur tentang hal itu.” Jawabnya.

“ Bagaimana jika kau begitu mendambakan seseorang?”

“ itu sangat wajar. Biarlah rasa itu menjadi salah satu bumbu rasa saja. Yang saat ini bukan menjadi tuntutan utama. Pilihan Allah itu tentunya lebih baik, waktunya akan datang jika kita sudah benar-benar siap kelak. Memang sulit dilakukan pada kenyataannya.”

“ bagaimana jika kau sedang merindukan seseorang?”

“ rasa rindu itu fitrah, namun cobalah mengujinya, benarkah itu adalah rasa sejati atau kah rindu itu rasa yang terhembus dari bisikan nafsu sesaat?”

Mereka juga mempunyai rasa itu. Mereka mengajarkan banyak hal, juga tentang rasa cinta. Cinta suci versi Islam adalah senantiasa mendoakan dan menjaganya. Menjaga dalam artian tidak menodai nama dan kehormatan mereka baik dimata dunia atau di mata Allah. Tidak menelanjangi mereka dengan mata telanjang, tidak menikmati mereka sebelum waktunya dan membiarkan jiwa dan raganya semakin dekat dengan Sang Pemilik Kehidupan.

Subhanalloh,, itu definisi cinta yang baru aku dapatkan, deretan kata yang maknanya mampu meresap jauh ke dalam nurani dan merilekskan seluruh syaraf tubuhku.

“ wanita itu terhormat, jangan menodainya dengan sembarangan menghisap madunya,”

“ cinta itu pasti, dan bukan cinta jika hembusannya menjauhkan diri dari sumber cinta dan pemilik cinta sejati…. Cinta itu pasti, dan bukan cinta jika ia melahirkan kerusakan. Cinta dan nafsu itu dua hal yang berbeda namun sulit untuk dibedakan” ungkap Faris saat piket kultum subuh di kontrakan.

Kau temui aku dengan senyum dan matamu yang berbinar. Aku tak kuasa memandangmu. Desir yang ku rasakan begitu kencangnya menerpa dan seolah meluluhkan sedikit demi sedikit pertahananku.

“ Selamat datang di Universitas Sentra Aksara, jaga diri baik-baik dan semoga sukses.”

Aku beranikan diri mengatakannya. Terkesan formal memang. Aku merasakan ada perubahan dalam raut mukamu yang seketika menampakkan kekecewaan mendalam. Apa boleh buat, aku harus mendahului bersikap sebelum kau bersikap seperti sikapmu padaku dahulu.

“ aku di sini karena mu, aku tembus cakrawala untuk bisa bertemu denganmu, dan mengingatkan akan janjimu” ucapmu lirih namun tegas.

Aku mendengarnya dengan jelas. Aku segera berpaling dan melangkah menjauh dari mu. Aku sungguh tak kuasa menyakitimu. Menyakitimu sama halnya dengan menyakiti diriku ribuan kali lebih dahsyatnya. Namun biarlah ku tahan rasa sakit ini untuk persembahkan kebahagiaan sejati pada mu kelak. Saat ini bersabarlah hingga waktunya tiba, tinggal sejenak lagi. Sungguh aku tak pernah lupakan janjiku. Tiap malam do’aku terlantun juga untuk yang terkasih. Aku masih ingat dengan jelas, “ ingin membawamu kesinggasana, diarak malaikat dan bidadari”. Dan sebaliknya, tak ingin membawamu masuk ke jurang kesengsaraan, bersama iblis dan abadi.

Bersabarlah, hingga tiba saatnya berbuka..

Rabu, 03 Maret 2010

Saudara Baru yang menyenangkan..












aku kira aku akan terdampar,,
dalam hening kesunyian nan asing..
namun ternyata sebaliknya,,
kutemukan keluarga baru yang menyenangkan...

Tim KKN BBM ke 41 Unair, kel. Balas Klumprik, Kec. Wiyung...
1 bulan Ta'arrufan bareng mereka.... entah apa ada di antara mereka yang kelak menapak ke jenjang ta'lamar,, hingga ta'nikah gara-gara KKN?? ... ^_^..

yah... Rencana Alloh lebih Indah dari yang kita bayangkan...
kalaupun iya, semoga barakah... Amin.. Luv U...

Kala Tanpa MU


Telah ku nikahi kesunyian
hingga tak satupun ada disampingku,
tak satupun lengan menggandengku,
tak satupun suara memanggilku

Telah ku cumbui kehampaan
hingga rasa tak mampu terasai,
raga seolah lagi tak bernyawa,
jiwa seolah layu tak bermakna..

telah sungguh ku pilih,,

gelap sebagai sinarku
kematian sebagai hidupku
neraka sebagai surgaku
hitam legam sebagai putihku
kepedihan sebagai senangku

Ku setubuhi nafsuku, ku acuhkan nuraniku,
ku buang jauh-jauh petunjuk MU...

Saat setan merayuku, dan aku tersungkur tak berdaya,

Tanpa MU Kasihku..

Kekasih yang Samar


samar memang hadirmu kelak

entah pernah sampai atau tidak akan pernah selamanya

kurasakan dekapan nyata hadir temani jiwa

yang kini sepi sunyi separuh jiwa

meski….

tiada tangan kini tergenggam erat,

tiada wajah kini terukir jelas di lorong jiwa

tiada dekapan nyata yang hangatkan diri, pun belaian lembut tenangkan hati,

juga untaian kata indah sejukkan jiwa…

namun tak pernah ku coba ingkari hati, tuk menanti

hadirmu yang masih samar jua

tabir ilahi siapa yang tahu.. namun ku yakin Dia Maha Tahu..

hati ini pilu dalam menanti, sedang rayu terus berlalu

hampiri diri tuk coba membujuk, mereguk nikmat yang cuma sesaat

tetap setia kan terus terjaga

hingga samar kian beralih, jelas kini hampir dan hinggap

berteduh bersama selamanya… arungi bahtera perjalanan…

Duhai Kekasihku

Dimana cinta-Mu,

Yang diburu dan dikejar seluruh pemburu cinta

Kemana cinta-Mu berlabuh,

Yang setiap hati membukakan pintu selebar-lebarnya,

Dan menanti Mu dengan penuh harap…


Duhai kekasihku…

Pesona-Mu teramat kuat, tak sedikit hati makin terpikat

gencar pecinta Mu bersolek diri,

meraih simpati, menebar pesona, berharap perhatian kan datang dari Mu..


Lihatlah padaku Kekasihku…

Aku juga bersolek diri,, meski tak secantik pecinta Mu yang lain..


Perhatikan aku Kekasihku…

Jadikan aku KekasihMu, sejajarkan aku dengan kekasih Mu yang lain…


Undanglah aku Kekasihku…

Sehingga ku ketuk pintuMu,, dan bukakanlah pintu selebar-lebarnya…


Kekasihku…

bagaimana bisa ku temukan cinta selain Mu, padahal Engkaulah pemilik cinta..

bagaimana bisa ku alihkan pandanganku,,

padahal Engkaulah penguasa Arsy…

bagaimana pula ku menjauh dariMu,,

padahal Engkaulah pemilik diri…

dan bagaimana pula ku raih kebahagiaan, padahal Engkaulah kebahagiaan sejati..


Duhai Kekasihku,, yang Maha Pencemburu…

jangan berpaling dariku, meski selingkuhku kerap buat Mu cemburu,,

maka rengkuhlah aku lagi dengan cinta Mu Kasih…

dan jangan biarkan cinta lain merenggutku tuk kesekian kalinya…

yang Abadi atau Fana


Di dalam sebuah panggung - yang telah di setting – keseluruhannya hitam pekat gelap gulita – yang menandakan malam dan kepedihan – tabir panggung terbuka perlahan-lahan. Masih tampak gelap gulita. Diiringi suara alam; jangkrik, aliran air, hembusan angin lirih. Satu lampu menyala dan hanya menyoroti satu tokoh wanita. Wanita berjilbab lebar dan bergamis putih-putih, sedang duduk bersimpuh dengan wajah tertunduk, menghadap bulan sabit di atas panggung sebelah pojok kiri atas. Bulan sabit dan bintang-bintang kertas menyala. Wanita tetap tertunduk khusyuk dengan munajatnya...

Rabb, sebelum kau cipta alam dengan seluruh isinya, malaikat dengan berjuta pasukan serupa cahaya, iblis dengan jutaan anak pinak yang terus beranak hingga sangkakala isrofil terdengar lantang, surga dengan berbagai perhiasannya, neraka dengan berbagai siksaannya, galaksi dengan berbagai perangkatnya yang dirajai surya selaku pusat energinya...

Sebelum semua-muanya Kau Cipta...

Kau telah cipta pusat energi... pusat energi cahaya cinta.. yang tiada hentinya menebar kasih Mu yang abadi...

Cahaya kekasih terkasih-Mu... Nur Muhammad...

Perempuan itu mengangkat perlahan wajahnya menatap bulan, mencari dan menebak tumpuan pandangan yang ia anggap seolah salah satu mata Tuhan. Sembari meratap dan meringis perih dengan tangan mendekap dada.

Rabb... tiada pernah ku tahu Kau memilihku hidup dengan ruh yang kini menyatu bersama raga yang fana...Tiada pernah Kau izinkan aku untuk berkata bersedia atau tidak saat Kau titahkan aku ke alam fana...

Namun tiada pernah pula ku lawan titah-Mu, karena titah-Mu yang Maha Agung tiada pernah sanggup terlawan.. karena pesona-Mu yang Maha Indah, tiada bisa terelakkan sehingga mau tidak mau begitu memikat dan menundukkan mau ku...

Semuanya karena cinta...

Kau ikat aku dengan ikrar cita, pengabdian tiada henti, hingga Kau jemput aku dengan surga-Mu, atau pengkhianatan atas cinta-Mu yang kemudian Kau campakkan aku dalam siksa lara nan abadi di neraka...

Perempuan itu menangis mengalirkan air matanya. Tetap duduk tunduk bersimpuh..

Aku bersimpuh tunduk pasrah pada Mu ya Rabb, Wahai Penggenggam diri dan seluruh arsy milik-Mu...

Aku tersadar dengan sesadar-sadarnya akan nistanya diriku...

Aku tersadar dengan sesadarnya akan hina nya segala ku...

Aku tersadar dengan sesadar-sadarnya akan rendahnya hati dan laku ku, hingga ku tak mampu meronta dan membebas dari jurang kehinaan yang teramat gelap pekat dan membelenggu

Perempuan itu menggenggam surat undangan pernikahannya di genggaman sebelah kanan dan sepucuk surat cinta kekasih di sebelah kiri. Sembari membuka keduanya di hadapannya

Ada dua tawaran jalan hidup yang begitu membuat ku tak mampu tenangkan diri, sebelah kananku tawaran-Mu tuk segera menaiki bukit kesempurnaan Dien-Mu, dengan hamba pilihan entah pilihan siapa yang pasti tangan-Mu telah menggariskannya

Sebelah kiriku tergenggam tawaran jalan lain kehidupan, untuk berlari jauh dari bukit yang sebentar lagi ku arungi bersama yang kurang berkenan di hati.. sementara dia yang berkenan di hati yang seluruh jiwa ragaku tak mampu ku alihkan darinya.. yang seluruh ruang jiwa membukakan pintu untuknya selalu.. dan kebahagiaan impian bersama sang dia yang aku kasihi... menarikku dan merintih kebersamaan denganku untuk menaiki bukit itu..

Memang telah terikat janji ku pada-Mu, janji setia berjalan lurus ke arah-Mu. Janji persembahkan jiwa ragaku dan seluruh rasa cinta hanya pada-Mu, meski apapun yang terjadi...

Perempuan itu berdiri lunglai, menangis perih mendalam... berjalan perlahan mengitari panggung.

Maafkan atas keraguan yang mestinya tak kuragukan. Maafkan atas enggannya diri tuk terus perjuangkan cinta-Mu. Maafkan atas niatan tuk pilih selingkuh yang kusadari fana dan nista..

Namun diri tak sanggup berlari, tinggalkan dia yang juga teramat ku kasihi. Ku tak sanggup bayangkan, dia yang terdiam dengan pedih tertahan dan sakit yang menghunjam...sakitinya tak lain adalah sakiti diri lebih pedih dan perih...

Lalu apa ya Rabb,, apa yang ingin kau beri padaku. Apa yang harus ku pilih, meski telah jelas bagiku apa yang kau suka..

Angin tiba-tiba datang agak kencang dengan suara hembusan angin yang sedikit kencang. Wanita itu terhempas terduduk tertunduk, bersimpuh dengan tubuh menghadap penonton. saking rapuhnya hatinya. Tiba –tiba datanglah sosok berjubah hitam dengan wajah yang tertutup. Gelap menghampiri dari samping kirinya seraya berbisik..

aku adalah hatimu yang sedang teriris pedih dalam kebimbangan yang sangat. Aku adalah kehampaan dan kesunyian yang menanti teman dan kehangatan. Aku adalah jiwa yang butuh cinta dan kebahagiaan. Raihlah segera yang kau cinta. Naikilah bukit sempurna dengannya. Tiada salah dalam cinta, tiada yang perlu diampunkan. Karena Dia tahu Cinta Mu yang teramat besar dan tiada terelakkan..

Angin pun kembali berhembus sedikit kencang. Dan datanglah lagi sosok berjubah putih berkilau cantik menawan ke samping kanan wanita tadi, seraya berbisik..

Akulah jiwamu yang suci. Akulah jiwamu yang tenang. Akulah jiwamu yang putih. Akulah nurani sejatimu. Akulah suara hidayah tuhan-Mu. Yang membisikkan jalan sejati penuh cinta. Yang mengharapkan kebahagiaan selamanya yang bukan sesaat. Pilihkan abadi dan bukan kefanaan.. raihlah cinta abadi, naikilah bukit kesempurnaan, bersama dia yang terpilih. Bersama dia yang menanti.

Kau sadar akan rendahnya tau mu. Yang tak mampu buka tabir kehidupan, dan membaca apa yang kan terjadi kelak. Percayalah Tuhanmu, yang tak pernah larakan dirimu. Yang sedang uji ikrar cinta yang kau ucap sebelum turunmu dalam fana..

Dunia kini padat akan kisah perselingkuhan yang teramat kau benci. Apakah kau sudi berpihak pada nya yang menghianati cinta?

Si putih dan si hitam terus bersama membisikkan suaranya..

Si hitam : larilah dan raih cintamu segera. Dia sedang menantimu di sana

Si putih : tetaplah dalam teguhnya hatimu. Cinta sejati ada di sini, abaikan yang fana dan pilih abadi..

Wanita itu menjerit perih. Menghentikan suara – suara yang sedari tadi mengusik nurani. Dan diapun akhirnya memilih. Pasrahkan diri dalam yakinnya. Pasrahkan diri turuti nurani.

Aku disini yang penuh nista, aku di sini yang teramat hina, aku disini yang hampir berpaling. Aku pasrah kan segenap jalanku. Aku pasrahkan segenap cintaku. Yang milik-Mu lah ku yakin abadi. Yang penuh bimbang telah ku buang. Yang tetap teguh kan segera ku raih.

Maafkan atas segala rapuhku. Maafkan atas segala khianat. Rengkuhlah aku dengan cinta-Mu. Basuhlah aku dengan suci-Mu. Jemputlah aku menuju cinta-Mu.

Wanita itu akhirnya tergeletak tak berdaya. Jiwanya telah berpisah dari raganya yang fana menuju kebahagiaan sejati yang abadi.. datanglah sekelompok malaikat bersayap mengitarinya. Menjemput jiwanya yang suci. Tabir pun akhirnya menutup panggung dengan perlahan. Dengan malaikat tetap disamping jasad wanita yang juga digendongnya.